Surabaya – Warga Jawa Timur masih merasakan sensasi dingin di pagi hari, yang dikenal sebagai "bediding". Fenomena ini, yang ditandai dengan suhu udara yang turun drastis di malam hingga pagi hari, masih akan menyelimuti Jawa Timur hingga September 2024.
Berdasarkan data BMKG Juanda, suhu minimum di beberapa wilayah Jawa Timur bahkan mencapai angka yang cukup rendah. Di Bromo, suhu tercatat mencapai 8,7 derajat Celcius, Kota Batu 13,7 derajat Celcius, dan Malang 17,2 derajat Celcius.
Ketua Tim Meteorologi BMKG Juanda, Shanas Septy Prayuda, menjelaskan bahwa fenomena bediding merupakan siklus alamiah yang terjadi secara periodik, khususnya saat puncak musim kemarau. "Fenomena ini diperkirakan akan berlangsung hingga sebagian bulan Agustus dan September," ujar Shanas saat dihubungi Okes.co.id, Rabu (14/8/2024).
Shanas menambahkan, angin monsun Australia yang bersifat dingin dan kering menjadi salah satu faktor utama penyebab bediding. Kondisi langit yang cerah tanpa awan juga berperan penting dalam memperparah fenomena ini. "Langit yang cerah membuat radiasi matahari diterima bumi lebih besar, sehingga suhu udara meningkat drastis di siang hari. Namun, pada malam hari, panas bumi dilepaskan kembali ke atmosfer dengan cepat karena tidak ada awan yang menahannya, sehingga udara menjadi lebih dingin," jelasnya.
Meskipun bediding diprediksi akan berlangsung hingga September, Shanas menekankan bahwa fenomena ini tidak terjadi setiap hari. "Keberadaan awan memiliki pengaruh yang cukup besar. Jika tutupan awan cukup tebal, bediding mungkin tidak terjadi," tambah Shanas.
Untuk menjaga kesehatan selama masa bediding, masyarakat diimbau untuk memperhatikan beberapa tips, seperti mengenakan pakaian yang hangat, minum air putih yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi, dan istirahat yang cukup.