Pilu, Pensiunan Guru di Sampang Tinggal di Rumah Nyaris Ambruk, Gaji Habis Terpotong Utang

Sampang – Nasib pilu dialami Supradani (80), seorang pensiunan guru yang tinggal di rumah tidak layak huni di Kelurahan Banyuanyar, Sampang. Menjelang senja usianya, ia

bibilung

Pilu, Pensiunan Guru di Sampang Tinggal di Rumah Nyaris Ambruk, Gaji Habis Terpotong Utang
Mohon maaf, Foto memang tidak relevan. Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Sampang – Nasib pilu dialami Supradani (80), seorang pensiunan guru yang tinggal di rumah tidak layak huni di Kelurahan Banyuanyar, Sampang. Menjelang senja usianya, ia harus berjuang seorang diri tanpa suami dan anak. Nenek yang dulunya menjadi guru di salah satu SD di Camplong, Sampang ini terpaksa mendiami rumah tersebut karena tidak memiliki tempat tinggal lain.

Kondisi rumah yang memprihatinkan membuatnya kesulitan untuk memperbaiki. Gaji pensiunnya habis terpotong untuk melunasi utang di sejumlah koperasi yang ia pinjam saat masih berdinas. "Mau tinggal di mana lagi, orang ini rumah satu-satunya peninggalan orang tua saya. Cuma saya tak bisa merehab soalnya gaji saya habis," ungkap Supradani saat ditemui di rumahnya di Jalan Agus Salim, Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Kota Sampang, Kamis (1/8/2024).

Pilu, Pensiunan Guru di Sampang Tinggal di Rumah Nyaris Ambruk, Gaji Habis Terpotong Utang

Nenek Dani, sapaan akrabnya, mengaku bahwa beberapa pinjaman koperasi tersebut bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk membantu orang lain. "Saya nggak tahu dulu itu apa karena saya yang bodoh sehingga sering ditipu. Tapi yang jelas niat saya hanya mau bantu mereka walau pun belakangan yang saya bantu menghilang dan tidak bayar," jelasnya.

Ironisnya, Nenek Dani sendiri pernah menjabat sebagai kepala sekolah di salah satu sekolah di Sampang. "Saya pernah mengajar di Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Camplong dan pernah menjadi kepala sekolah juga di sana," kenangnya.

Sejak atap rumahnya ambruk, Nenek Dani hanya bisa pasrah menempati ruang tamu yang masih kokoh berdiri. Sebagian besar genting rumahnya sudah hilang dan hanya ditutupi terpal. "Sejatinya rumah yang saya tinggali ini kondisinya bagus karena peninggalan kakek buyut saya. Pak Halim Perdana Kusuma (pahlawan nasional) itu saudaranya. Lahirannya dan masa kecilnya juga di sini," tuturnya.

"Cuma karena tak ada biaya, bertahun-tahun tidak pernah direnovasi sampai sekarang akhirnya ambruk," tambah Nenek Dani.

Kisah pilu Nenek Dani ini menjadi bukti bahwa masa tua tidak selalu diiringi ketenangan dan kebahagiaan. Harapannya, kisah ini dapat menyentuh hati para dermawan untuk membantu meringankan beban hidup Nenek Dani dan memberikannya tempat tinggal yang layak di masa tuanya.

Tags

Artikel Terkait

Tinggalkan komentar