Dinkes Surabaya Gencar Cegah Gagal Ginjal pada Anak

Surabaya – Dinas Kesehatan Kota Surabaya tengah gencar melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya kasus gagal ginjal kronis (GGK) pada anak. Kepala Dinas Kesehatan Kota

bibilung

Dinkes Surabaya Gencar Cegah Gagal Ginjal pada Anak
Mohon maaf, Foto memang tidak relevan. Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Klik Laporkan. Terima Kasih
Laporkan

Surabaya – Dinas Kesehatan Kota Surabaya tengah gencar melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya kasus gagal ginjal kronis (GGK) pada anak. Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Kristina, mengungkapkan pihaknya berupaya meningkatkan edukasi kepada orang tua maupun anak terkait kewaspadaan penyakit gagal ginjal.

"Kami juga meningkatkan kewaspadaan penyakit gagal ginjal melalui pengamatan dan deteksi dini pada kegiatan Bindu PTM pada masyarakat, sekolah, Poskestren, dan pada kegiatan Bindu Jirona (Jiwa, Rokok dan NAPZA)," ujar Nanik di Surabaya, Senin (12/8/2024).

Selain itu, Dinkes Kota Surabaya juga akan melakukan penyelidikan epidemiologi apabila ditemukan kasus gagal ginjal yang berasal dari laporan masyarakat maupun fasilitas layanan kesehatan. "Kemudian ada pemantauan dan pengawasan kondisi pasien oleh keluarga, dibantu oleh KSH setempat bagi pasien yang berisiko," terang Nanik.

Nanik juga mewanti-wanti agar masyarakat mengikuti anjuran minum obat sesuai anjuran dokter dan menghindari penggunaan obat nyeri secara berlebihan tanpa pengawasan dokter. Ia juga menyampaikan agar masyarakat segera melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan apabila ditemukan beberapa gejala yang dirasakan.

Dinkes Surabaya Gencar Cegah Gagal Ginjal pada Anak

"Seperti demam, infeksi saluran pernapasan akut (batuk, pilek), atau gejala infeksi saluran cerna (diare, muntah). Kemudian apabila urine berkurang atau tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang hari) dan warna urin (pekat atau kecoklatan)," jelasnya.

Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim, terdapat 8 hingga 10 anak pengidap gagal ginjal yang harus menjalani hemodialisis atau cuci darah di Jawa Timur. Ketua IDAI Jatim, dr Sjamsul Arief, menekankan bahwa jumlah pasien anak yang melakukan hemodialisis mencapai 10 orang. Cuci darah itu dilakukan hanya 2 kali dalam sepekan.

"Untuk diketahui soal angka itu 8-10 per hari dan seminggu cuma 2 kali," kata dr Sjamsul saat dihubungi Okes.co.id, Sabtu (10/8/2024).

Tags

Artikel Terkait

Tinggalkan komentar