Surabaya – Musim kemarau yang melanda Jawa Timur semakin mengkhawatirkan. Hingga awal Agustus 2024, tercatat 27 kabupaten/kota telah mengeluarkan surat darurat kekeringan, demikian disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Gatot Soebroto.
Dari 27 wilayah tersebut, dua kabupaten, yaitu Blitar dan Jombang, telah masuk dalam kategori tanggap darurat. Sementara wilayah lainnya masih dalam status siaga darurat. "Hingga hari ini, sudah ada 27 kabupaten/kota yang sudah mengeluarkan surat terkait kedaruratan kekeringan. Untuk tanggap darurat ada di Kabupaten Blitar dan Jombang, lainnya siaga darurat," ujar Gatot di Surabaya, Kamis (1/8/2024).
Gatot juga menyebutkan bahwa Sampang dan Bojonegoro berpotensi masuk dalam kategori tanggap darurat kekeringan. Puncak musim kemarau yang biasanya terjadi pada bulan Agustus, diperkirakan akan memperparah kondisi kekeringan. "Kekeringan di Jawa Timur sesuai apa yang disampaikan BMKG puncaknya terjadi pada Agustus hingga September ini," jelasnya.
Untuk mengatasi dampak kekeringan, BPBD Jawa Timur telah mendistribusikan bantuan, termasuk air bersih, ke 38 kabupaten/kota. "Dukungan BPBD terkait kekeringan kami memberi bantuan tandon, jirigen, tandon lipat, dan makanan siap saji. Kenapa makanan? Karena selain kekeringan dampak dari panas menyebabkan kebakaran hutan dan lahan. Sudah ada beberapa wilayah seperti Situbondo, Ponorogo, Bromo serta di Kota Batu mengalami kebakaran hutan dan lahan dan telah dipadamkan," ungkapnya.
Gatot menegaskan bahwa masing-masing BPBD kabupaten/kota telah menyediakan dropping air bersih bagi masyarakat yang membutuhkan. Jika masih kekurangan, BPBD provinsi siap menyalurkan bantuan. "BPBD kabupaten/kota sudah melakukan dropping air bersih. Kalau masih kurang, akan langsung di-support BPBD provinsi," jelasnya.
Berdasarkan data BPBD Jawa Timur, saat ini terdapat hampir 800 titik desa/kelurahan yang masuk kategori kekeringan di seluruh Jawa Timur. "Tahun ini kurang lebih 800 titik desa/kelurahan. Kalau tahun lalu ada 906 lebih desa/kelurahan yang terdampak kekeringan dan dari dampak tersebut bisa menyentuh 655.277 kepala keluarga yang terdampak kekeringan," katanya.
BPBD Jawa Timur akan fokus pada penanganan dan pemetaan prioritas wilayah yang membutuhkan distribusi air bersih. Bantuan akan disalurkan secara tepat sasaran, terutama untuk titik dengan sumber air yang sangat jauh. Namun, Gatot juga meminta peran aktif masyarakat dalam melaporkan titik kekeringan. "Warga kami minta juga aktif melaporkan agar dari BPBD bisa segera mendistribusikan air bersih. Sekaligus kami imbau juga agar warga lebih arif dan bijak dalam menggunakan air bersih," tandasnya.